Friday, 9 November 2012

PANITA PENERIMA ALAT PERAGA UPTD DIKPORA KEC.SLAWI ‘ TIDAK PROFESIONAL’

     Slawi (Media Rakyat) Datangnya alat peraga ke UPTD DIKPORA Kec. Slawi Kab. Tegal pada hari Kamis (8/11)mengundang banyak perhatian kalangan LSM dan Wartawan hal tersebut dikarenakan tidak transparanya panitia penerima barang. Indikasi tersebut terlihat saat Panitia penerima alat peraga menerima kedatangan barang tidak membawa daftar spesifikasi barang yang sesuai dengan ketentuan, padahal spesifikasi sangat lah penting sebagai acuan apakah barang tersebut bisa diterima atau tidak, hingga tidak timbul masalah dikemudian hari, namun panitia cenderung bersifat menutupi dan hanya menghinghitung jumlah barang yang ada tanpa mengontrol spesifikasi yang ada. 
Jenis alat peraga yang dikirim ke UPTD Dikpora Kec. Slawi
     Dari informasi yang didapat barang tersebut merupakan hasil lelang dari proyek DAK tahun 2011 dan 2012 yang masing masing bernilai Rp 4.988.065.500 (Tahun 2011), Rp 2.711.147.500. Nilai tersebut sangatlah besar dan digunakan untuk kemajuan dunia pendidikan jika tidak dilaksanakan dengan professional maka akan banyak kebocoran hingga bisa menimbulkan kerugian Negara dan dunia pendidikan.
Panitia menerima dan menghitung barang
      Menurut ketua Laskar Merah Putih Kab. Tegal Agus Ambon, Panita cenderung bersifat apatis dan hanya berfungsi sebagai tukang hitung barang padahal banyak ketentuan dan spesifikasi yang sudah ditetapkan dalam pengiriman alat peraga, diantaranya alat Peraga Pendidikan IPA, Matematika, Bahasa harus mempunyai sertifikat dan HAKI untuk IPS harus ada surat dari Badan Koordinasi dan Pemetaan Nasional untuk peta dan atlas, untuk bola kaki harus sesuai dengan ketentuan dari FIFA.” Kami sudah menghubungi dinas dan akan mencoba berkoordinasi untuk meminta penjelasan yang sebenarnya “ pungkasnya. (Farid). 


Beberapa LSM memantau datangnya alat peraga

Wednesday, 7 November 2012

SALAH SATU KIOS BELAKANG PASAR PESAYANGAN LUDES TERBAKAR

     SLAWI(Media Rakyat) - Toko sembako yang berada dibelakang Pasar Pesayangan Desa Kajen Kec. Talang Kab.Tegal milik H. Cahyono 45, Selasa (6/11) ludes terbakar, menurut Abdullah (48) warga setempat menuturkan ketika kejadian toko dalam keadaan tertutup, seperti biasanya toko tutup jam 16.30 WIB. Namun setelah karyawan dan pemilik warung pulang, sekitar pukul 17.15 muncul asap hitam dari atas genteng yang semakin pekat hingga memaksa warga mendobrak pintu toko tersebut, saat terbuka api sudah mulai membesar dan melahap seluruh isi toko.  
Pemadam kebakaran saat menjinakan api
     Warga segera menghubungi Polsek Talang yang kemudian di tindak lanjuti dari pihak Polsek dengan menghubungi pemadam kebakaran. Tak lama berselang 4 unit mobil Pemadam kebakaran (DAMKAR) tiba dilokasi tersebut dan kebakaran tersebut langsung ditangani dengan menyemprotkan air hingga api berhasil dipadamkan pada pukul 18.40 WIB. 
     Saat dihubungi Media Rakyat H. Cahyono mengakui bahwa dirinya tidak berada ditempat saat kejadian termasuk karyawanya, karena pada saat kejadian tersebut toko sudah tutup. Kapolsek Talang AKP. Dwija Utama dalam keteranganya mejelaskan bahwa dugaan sementara terjadinya kebakaran akibat hubungan arus pendek dan kerugian ditaksir mencapai 500 juta, hingga saat ini kasusnya masih ditangani Polsek setempat. “ Kami menghimbau kepada masyarakat agar hati-hati dan waspada ketika mau meninggalkan rumah “ sarannya. (FARID) 

AKP Dwija Utama meminta keterangn H cahyono
.

Monday, 5 November 2012

PELAKSANAAN PROYEK SPAM BREGAS DINILAI AROGAN DAN TIDAK MENGINDAHKAN DAMPAK SOSIAL MASYARAKAT

     Slawi (Media Rakyat)- Proyek SPAM Bregas ( Sistim Penyediaan Air Minum Brebes, Tegal , Slawi ) yang melewati Kabupaten tegal dari awal pengerjaanya menuai banyak masalah di masyarakat, hal tersebut dikarenakan dalam perencanaannya tidak disosialisasikan ke masyarakat dan disaat pengerjaannya tanah hasil galian yang ada ditaruh dipinggir begitu saja tidak disertai rambu maupun tanda peringatan yang memadai, hingga banyak masyarakat menjadi korban, terutama pemakai jalan, banyak pemakai jalan yang terpeleset hingga terjatuh saat melewati jalan yang berdekatan dengan proyek SPAM Bregas tersebut. Pengambilan tanah bekas urugan yang disinyalir dijual keluar juga tidak jelas pertanggungjawabannya, Bekas urugan pipa yang ada tidak disertai pemadatan yang maksimal sehingga merubah sigma tanah di atasnya hingga tanah menjadi lembek dan tidak kuat menahan beban berat serta tidak adanya kantor perwakilan resmi rekanan yang mengerjakan proyek SPAM Bregas di Kab. Tegal hingga masyarakat sulit mendapatkan informasi maupun layanan aduan. 

Bambang Purnama (kiri) dan Ali Fozasa (tengah)
     Menurut direktur PDAB Jateng perwakilan Kab.Tegal Ali Fozasa saat dikonfirmasi Media Rakyat menjelaskan bahwa kantornya tidak berwenang untuk menindak dugaan penyimpangan dan aduan masyarakat , dikarenakan hal tersebut bukan wewenang kantornya, semuanya diatur oleh pemerintah Pusat dan propinsi dikarenakan  proyek tersebut menggunakan dana dari APBN dan APBD I serta wewenang penuh proyek tersebut ada pada Pemerintah Propinsi dan kantornya nantinya hanya menerima penyerahan hasil proyek tersebut jika sudah selesai untuk dikelola dan digunakan demi kepentingan masyarakat. Pihaknya hanya bisa memantau dan melaporkan kepada kantor Propinsi jika ada pekerjaan yang diduga menyimpang, jelasnya. 

Galian proyek SPAM Bregas
 Ketua LSM Gerbang Mataram Ir Bambang Purnama menilai bahwa pekerjaan proyek tersebut terkesan arogan karena tidak transparan dari awalnya dan disaat pelaksanaannya dikerjakan asal-asalan hingga masyarakat yang jadi korban, ia juga menyayangkan banyak pekerjaan proyek yang dikerjakan disinyalir tidak melalui kajian teknis yang tepat, terutama pada pipa yang ada digunung dan yang melintasi sungai hingga dikhawatirkan dapak negatif pekerjaan tersebut akan terasa dikemudian hari. “ Saya siap berkoordinasi dan beradu argumentasi dengan tim teknis proyek tersebut tentang titik mana saja yang dianggap tidak tepat “, jelas Pria yang memegang beberapa gelar Insinyur dibeberapa disiplin ilmu yang berbeda. (Tim MR). 

Pipa proyek yang melintas jalan raya


MARINES CYCLING COMMUNITY KAMPANYE BIKE TO WORK

Dispen Kormar (Jakarta) Sejumlah daerah di Indonesia dan dunia sudah masuk ke masa transisi menuju era new normal, atau disebut juga denga...

Popular posts