Slawi (Media Rakyat)- Proyek SPAM Bregas ( Sistim Penyediaan Air Minum Brebes, Tegal , Slawi ) yang melewati Kabupaten tegal dari awal pengerjaanya menuai banyak masalah di masyarakat, hal tersebut dikarenakan dalam perencanaannya tidak disosialisasikan ke masyarakat dan disaat pengerjaannya tanah hasil galian yang ada ditaruh dipinggir begitu saja tidak disertai rambu maupun tanda peringatan yang memadai, hingga banyak masyarakat menjadi korban, terutama pemakai jalan, banyak pemakai jalan yang terpeleset hingga terjatuh saat melewati jalan yang berdekatan dengan proyek SPAM Bregas tersebut. Pengambilan tanah bekas urugan yang disinyalir dijual keluar juga tidak jelas pertanggungjawabannya, Bekas urugan pipa yang ada tidak disertai pemadatan yang maksimal sehingga merubah sigma tanah di atasnya hingga tanah menjadi lembek dan tidak kuat menahan beban berat serta tidak adanya kantor perwakilan resmi rekanan yang mengerjakan proyek SPAM Bregas di Kab. Tegal hingga masyarakat sulit mendapatkan informasi maupun layanan aduan.
Bambang Purnama (kiri) dan Ali Fozasa (tengah) |
Menurut direktur PDAB Jateng perwakilan Kab.Tegal Ali Fozasa saat dikonfirmasi Media Rakyat menjelaskan bahwa kantornya tidak berwenang untuk menindak dugaan penyimpangan dan aduan masyarakat , dikarenakan hal tersebut bukan wewenang kantornya, semuanya diatur oleh pemerintah Pusat dan propinsi dikarenakan proyek tersebut menggunakan dana dari APBN dan APBD I serta wewenang penuh proyek tersebut ada pada Pemerintah Propinsi dan kantornya nantinya hanya menerima penyerahan hasil proyek tersebut jika sudah selesai untuk dikelola dan digunakan demi kepentingan masyarakat. Pihaknya hanya bisa memantau dan melaporkan kepada kantor Propinsi jika ada pekerjaan yang diduga menyimpang, jelasnya.
Galian proyek SPAM Bregas |
Ketua LSM Gerbang Mataram Ir Bambang Purnama menilai bahwa pekerjaan proyek tersebut terkesan arogan karena tidak transparan dari awalnya dan disaat pelaksanaannya dikerjakan asal-asalan hingga masyarakat yang jadi korban, ia juga menyayangkan banyak pekerjaan proyek yang dikerjakan disinyalir tidak melalui kajian teknis yang tepat, terutama pada pipa yang ada digunung dan yang melintasi sungai hingga dikhawatirkan dapak negatif pekerjaan tersebut akan terasa dikemudian hari. “ Saya siap berkoordinasi dan beradu argumentasi dengan tim teknis proyek tersebut tentang titik mana saja yang dianggap tidak tepat “, jelas Pria yang memegang beberapa gelar Insinyur dibeberapa disiplin ilmu yang berbeda. (Tim MR).
Pipa proyek yang melintas jalan raya |