SLAWI (Media Rakyat), Pelantikan Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Tegal periode 2015-2019,yang berlangsung di halaman Gedung Nahdlatul Ulama (NU) Slawi pada Sabtu (9/5) malam itu, diwarnai kericuhan.
Kericuhan dikarenakan penyusunan kepengurusan Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Banser dinilai tidak sesuai aturan organisasi hingga sejumlah anggota Banser yang tidak terima dengan hasil kepengurusan itu, meluapkan amarahnya dengan berteriak dan beradu mulut mengecam hasil kepengurusan itu.
Suharno salah satu Banser dari Kecamatan Kramat berteriak protes "Apa-apaan ini. Penyusunan kepengurusan tidak transparan. Kenapa tidak melibatkan Kasatkorcab,"teriaknya. Kemarahan Suharno yang membabibuta itu, akhirnya dapat dilerai oleh sejumlah petugas Polisi. Suharno kemudian ditarik dan dibawa menjauh dari suasana tersebut.
Sementara, Ketua Satkorcab (Kasatkorcab) Banser Kabupaten Tegal, M Zaeni Mashadi, menilai bahwa pembentukan jajaran pengurus Satkorcab Banser tidak sesuai aturan organisasi. Semestinya, pembentukan jajaran pengurus melibatkan dirinya (Kasatkorcab). "Penyusunan ini tidak benar. Melenceng dari aturan yang ada," teriak Zaeni.
Zaeni mengungkapkan, jajaran pengurus yang dipilih tanpa melibatkan dirinya itu, merupakan wajah-wajah baru. Mereka dinilai belum pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). Celakanya lagi, Zaeni mengaku juga tidak mengenal orang-orang tersebut. Tak heran, sejumlah Ketua Satkoryon Banser merasa kecewa. "Saya tidak tahu, mereka itu siapa. Tahu-tahu mereka dipilih untuk membantu saya," cetusnya.
Sementara, ketika Zaeni ditanya siapakah yang menyusun jajaran pengurus tersebut, pihaknya mengaku tidak tahu. Untuk itulah, dia berencana bakal mengumpulkan sejumlah Kasatkoryon untuk kemudian melakukan evaluasi ulang bagi jajaran tersebut. "Kami juga akan koordinasi dengan Satkorwil dan Satkornas untuk membahas masalah ini," tandasnya.
Ketua PC GP Ansor Kabupaten Tegal Didi Permana, mengatakan, bahwa pembentukan jajaran pengurus Satkorcab Banser sudah sesuai aturan. Pembentukan juga melibatkan sejumlah pengurus harian Ansor. "Pembentukan lembaga (Satkorcab Banser), mekanismenya adalah pleno pengurus harian. Aturannya memang begitu," kata Didi.
Didi mengaku, Rapat Pleno itu berlangsung pada 8 Mei lalu. Rapat pleno menghadirkan seluruh pengurus harian Ansor termasuk Kasatkorcab. Bahkan, rapat itu juga dilengkapi dengan berita acara yang kemudian dilaporkan ke pimpinan pusat. "Rapat itu kita mengundang semuanya (pengurus harian). Persoalan hadir atau tidak hadir, itu persoalan lain. Yang penting sudah kuorum, rapat bisa dilaksanakan," pungkasnya. (Tim MR).