Walikota bersama siswa SD |
TEGAL – (Media Rakyat). Walikota Tegal KMT Hj. Siti
Masitha Soeparno prihatin tingkat pendidikan warga Kelurahan Debong Lor.
“Ada satu keprihatinan bahwa tingkat
anak sekolah putus sekolah dan tidak sekolah cukup tinggi. Sebanyak 380 anak
yang tidak sekolah, 43 belum tamat SD dan tidak tamat SD sejumlah 46 orang,”
ungkap Walikota Tegal saat Dialog Interaktif dengan Warga Kelurahan Debong Lor,
Jumat (22/7) di Pendopo Kelurahan Debong Lor Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Angka putus sekolah dan tidak sekolah
tersebut berasal dari laporan Lurah Debong Lor, Kasmali, SPd. Kasmali mengatakan permasalahan
yang cukup menonjol di Kelurahan Debong Lor adalah tingkat anak putus sekolah.
“Tercatat sejumlah 380 warga tidak bersekolah,
43 warga belum tamat SD dan tidak tamat SD sejumlah 46 orang. Sarana pendidikan
tercatat 1 PAUD, 1 SD, dan 2 MTS,” Kasmali melaporkan.
Menanggapi hal tersebut, Walikota
menyampaikan, jangan sampai ada anak bangsa di Kota Tegal yang tidak bersekolah.
Jika memang ada tingkat putus sekolah yang tinggi harus diadakan evaluasi lanjut. Selain menjadi tanggung
jawab Dinas Pendidikan Kota Tegal, peran tokoh masyarakat
seperti Ketua RW, dan RT juga harus peduli dengan kondisi warga disekitarnya,
termasuk kondisi pendidikan warganya.
Saat dialog interaktif, hadir juga para
siswa-siswi SD Negeri Debong Lor di Pendopo Kelurahan Debong Lor. Dalam
kesempatan itu, Walikota mengajak para siswa untuk bernyanyi bersama dan
berdialog. Bahkan Walikota memberi hadiah berupa sepeda kepada Tomi dan Claudia
Eka Paramita kelas IV SD Negeri Debong Lor yang berhasil maju dan berdialog
dengan Walikota.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tegal Drs. Johardi, MM menjelaskan
terkait tingkat anak putus sekolah yang tinggi Dinas Pendidikan melalui UPPD
Tegal Barat menunggu data anak yang putus sekolah dan buta aksara dari
Kelurahan. “Bagi yang
tidak masuk usia sekolah akan fasilitasi dengan kejar paket,” tutur
Johardi.
Sementara itu, Munir, warga kel. Debong Lor menyampaikan di Kel. Debong Lor telah
mengikuti Program Pengentasan Pekerja Anak Menuju Kelurga Harapan. Beberapa anak
telah mengikuti program itu. Harapanya setelah program ini selesai ada
pemantauan. (Daryani/MR/99)