WIDARA PAYUNG, CILACAP-(Media Rakyat). 27 Agustus 2017 – Setelah sukses mengusung acara-acara bertema kebersamaan di tahun
sebelumnya, kini ”Rayakan Rame-Rame”
hadir kembali dengan serangkaian kegiatan perayaan untuk mengapresiasi dan
merayakan nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat. Kemarin, ”Rayakan Rame-Rame” singgah di kota Cilacap
melalui pesta rakyat yang akan digelar secara meriah dan akan ditutup dengan
penyerahan rekor Museum Rekor Indonesia
(MURI) untuk ”Gunungan Yutuk
Tertinggi”.
Reggy Prabowo, dari Bermuda Indonesia, selaku penyelenggara, menjelaskan, “Kegiatan ’Rayakan Rame-Rame’ telah rutin kami
selenggarakan untuk merayakan budaya komunal yang sudah sangat identik dengan
karakteristik masyarakat Indonesia. Cilacap menjadi kota persinggahan yang
menurut kami sangat penting, karena masyarakatnya dikenal memiliki karakter
guyub yang kental.”
”Kami secara khusus menghadirkan kegiatan ini dalam
bentuk pesta rakyat karena acara perayaan merupakan salah satu ciri khas dari
masyarakat komunal. Di pesta rakyat, kami menyiapkan berbagai kegiatan menarik
dan interaktif untuk mempererat semangat kebersamaan di antara seluruh
pengunjung yang datang,” sambung Reggy.

Terkait hal ini, Dr.
Arie Sujito, Sosiolog menuturkan, ”Masyarakat Cilacap dan sekitarnya terkenal
dengan bahasa ngapak yang lahir dari
budaya egaliter, dimana mereka mengakui kesetaraan antara anggota warganya.
Budaya ini terlihat dari karakter warga yang selalu bersikap berdiri sama
tinggi duduk sama rendah, saling menghargai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kebersamaan. Perasaan kebersamaan ini diwujudkan melalui berbagai cara, bentuk ekspresi,
dan juga kesenian-kesenian tertentu yang berkembang luas di seantero Banyumas.”
Satirun Safrudin Usman, selaku Ketua RT 12 Widarapayung Wetan membenarkan hal tersebut.
Menurutnya, kebersamaan merupakan salah satu nilai penting yang selalu mereka junjung
tinggi. Dalam berbagai aktivitas, terutama yang melibatkan komunitas, proses
diskusi atau rembukan selalu diutamakan demi kepentingan bersama. Akhirnya,
masyarakat menjadi saling menghargai serta bahu-membahu satu sama lain.
Eratnya nilai kebersamaan masyarakat Cilacap ini
tercermin dari upaya mereka dalam memecahkan Rekor MURI untuk ”Gunungan
Yutuk Tertinggi”. Sebanyak kurang lebih 14.000 gorengan yutuk telah diolah oleh
masyarakat setempat untuk membentuk gunungan setinggi 5 meter dan diameter 2,5
meter. Seperti diketahui, yutuk adalah hewan pantai yang banyak di temukan di
pesisir pantai selatan, salah satunya di daerah pantai Cilacap dan merupakan
salah satu makanan tradisional khas wilayah tersebut.
Suratman, selaku perwakilan Komunitas Padhang Bulan Widarapayung juga turut menanggapi,
”Selama sebulan terakhir, masyarakat rame-rame
terlibat langsung dalam proses pemecahan rekor MURI ini, mulai dari pencarian, pengolahan
hingga pembuatan gunungan yutuk. Sungguh bangga melihat gunungan yutuk ini
berhasil menyatukan masyarakat melalui acara Rayakan Rame-Rame dan akhirnya
bisa tercatat di MURI. Selama persiapan, masyarakat bisa lebih saling mengenal,
mendekatkan diri, serta bekerjasama dalam menyukseskan kegiatan ini.”
Keseruan ”Rayakan Rame-Rame” kemarin diawali dengan pawai
yang diikuti oleh berbagai komunitas lokal untuk mengarak gunungan yutuk menuju
lokasi kegiatan pesta rakyat. Setelah itu, masyarakat dapat mengikuti berbagai aktivitas
seru lainnnya seperti liwetan, Goyang Rame-Rame, tarik tambang, balap karung,
serta lomba joget. Terdapat pula ragam permainan seru seperti Panen Rame-Rame, Panjat
Rame-Rame, Putar Rame-Rame, serta Sepeda Rame-Rame. Malam harinya, masyarakat dewasa
Cilacap akan dihibur oleh penampilan istimewa grup dangdut koplo, O.M. Santana dan penyanyi dangdut papan
atas, Dewi Perssik yang semakin
memeriahkan gelaran ini.
”Bersama dengan Sampoerna Hijau, ’Rayakan Rame-Rame’ akan selalu hadir di tengah sederetan kegiatan
perayaan komunal untuk mengapresiasi dan merayakan nilai-nilai kebersamaan,
tradisi dan budaya yang ada di balik perayaan tersebut. Dukungan dan perhatian
yang tinggi oleh Sampoerna hijau terhadap simbol budaya komunal masyarakat
Indonesia, melalui persembahan acara perayaan seperti ini dapat menjadi kesempatan
untuk semakin menunjukkan identitas komunalitas sekaligus memperkuat
kebersamaan dan persatuan,” tutup Reggy. (TIM/MR/99)