![]() |
Toko tingkat pengecer. |
Pemalang (Media Rakyat), Anjloknya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika berimbas pada harga barang kebutuhan konsumen di tingkat retailing. Hampir semua produk yang dipajang di toko ikut merambat naik setidaknya dalam dua pekan terakhir ini.
Penelusuran Media Rakyat di tataran pengecer produk pabrikan maupun manufaktur konvensional didapat kesimpulan bahwa hampir semua barang kebutuhan yang dijajakan eceran di toko mengalami kenaikan dengan prosentase beragam, misalnya pada produk rokok hampir semua jenis dan merk rokok mengalami kenaikan harga hingga 5 sampai 6 persen dari harga semula. “Rata-rata rokok naiknya lima persen keatas setelah ada kenaikan nilai Dollar,” tutur Tomo (52) pemilik toko sembako di bilangan Bojongbata Pemalang, akhir pekan lalu.
Ungkapan senada disampaikan sejumlah pengelola toko di sekitar Pasar Pagi, Pasar Petarukan, Pasar Comal dan Beji. Sejak nilai Rupiah anjlok beberapa pekan lalu diam-diam harga-harga barang kebutuhan ikutan naik. “Tidak banyak, sih, paling lima persen saja,” ujar Raswad (47) di kawasan pertokoan Pasar Comal.
Menurut Wage (53) yang berjualan di kompleks Pasar Pagi menuturkan bahwa masyarakat sebenarnya tidak paham betul tentang nilai mata uang asing terutama Dollar. “Tapi karena di tivi muncul terus menerus akhirnya jadi tahu bahwa uang sendiri, Rupiah, harganya rendah,” ungkapnya lugu.
Tomo yang mengaku sering mengikuti berita media masa menilai anjloknya Rupiah idealnya tidak berkepanjangan sehingga ada kepastian bagi masyarakat. Kemudian bagi para pejabat yang menyimpan lembaran Dollar alangkah baiknya dilempar jangan ditimbun, hemat dia, dengan banyaknya pejabat atau petinggi menimbun uang Dollar maka nilai Rupiah kita akan sulit merambat naik.
Untuk itu, imbuh Tomo, nilai Rupiah harus diupayakan agar naik. “Sebab kalau turun terus begini kita akan mengalami masa yang sulit,” pungkasnya. (Ruslan Nolowijoyo).
OL: 6 September 2013.