Friday, 25 October 2013

GUBERNUR JATENG MEMANEN MANGGA ARUM MANIS PEMALANG

Bupati Pemalang (tengah) dan Gubernur Jateng.
PEMALANG (Media Rakyat). Dalam rangkaian road show Gubernur Jateng ke empat Kabupaten/Kota di pantura barat Jawa Tengah, Gebernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo  menyempatkan diri untuk meninjau dan memanen mangga arum manis di Desa Asemdoyong Kecamatan Pemalang, Rabu sore (23/10/2013).
         Usai memanen, Ganjar didampingi Bupati Pemalang, H. Junaedi, SH, MM,  berdialog langsung dengan para petani buah di Kecamatan Taman, khususnya kelompok “Bina Usaha” Desa Asemdoyong.
     Hal yang yang menarik dari  mangga arum manis Pemalang adalah bisa dipanen sepanjang tahun dan panen kali ini adalah di luar musim . Tradisi panen mangga musim ini bermula pada sekitar tahun 1982 ketika ada program pemberian jatah bibit mangga untuk keluarga. Tahun-tahun berikutnya, melalui pembinaan dari PPL dan instansi terkait, ditemukan formula agar mangga bisa berbuah sepanjang tahun. Menurut Ketua Kelompok Bina Usaha” Fatchori menjelaskan” pada awalnya hanya Desa Asemdoyong yang bisa panen off season. Namun sekarang, telah meluas ke semua Kecamatan yang menjadi basis mangga arum manis yaitu Kecamatan Taman, Pemalang, Petarukan, Ampelgading dan Ulujami. Selain tidak mengenal musim, mangga arum manis dari Kelompok Bina Usaha ini telah bersertifikat PRIMA 3 sejak 2009.
        Untuk bisa menikmati hasil kerja keras mereka, Petani mangga Arum Manis Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang perlu waktu sekitar empat bulan sejak berbunga dan biaya produksi (perawatan) sekitar Rp 300.000 per pohon. Pada kondisi normal, dari sebatang pohon mangga berusia lebih dari 10 tahun, bisa dihasilkan sekitar 1 kuintal mangga. Dengan harga jual Rp 15.000 per kg (harga di tingkat petani), setelah dikurangi biaya produksi, maka keuntungan per pohon diperkirakan sebesar Rp 1.200.000 sekali panen. Padahal, panen bisa dilakukan setiap 15 hari sekali atau dua kali sebulan. Kondisi memang tidak selamanya demikian, khususnya ketika musim hujan dimana hama/penyakit dan kebutuhan obat semakin mahal.
         Namun usaha tani mangga sangat potensial untuk menciptakan masyarakat desa yang berdikari. Apalagi selama ini para petani masih menjual hasil panen ke tengkulak, sehingga ada selisih yang cukup banyak dengan harga di tingkat konsumen. 
            Menanggapi kondisi seperti ini, Gubernur Jateng, H. Ganjar Pranowo, SH, dalam dialog dengan para petani buah Desa Asemdoyong, memberikan ide untuk memangkas rantai pemasaran. Ganjar berharap para petani tidak hanya berhenti pada level produksi tapi juga pemasaran. Para petani dapat membentuk unit usaha yang memungkinkan petani bisa penen sendiri, melakukan packing langsung di kebun dan mengirim sendiri hasil panen mereka. Bisa juga dengan menciptakan suplayer-suplayer atau penjual dari kalangan petani sendiri. Untuk realisasinya, Ganjar meminta instansi terkait untuk memikirkan cara memangkas rantai pemasaran tersebut. Harapannya nilai tambah bisa dinikmati oleh para petani. (heri)

OL: 25/10/2013.


MARINES CYCLING COMMUNITY KAMPANYE BIKE TO WORK

Dispen Kormar (Jakarta) Sejumlah daerah di Indonesia dan dunia sudah masuk ke masa transisi menuju era new normal, atau disebut juga denga...

Popular posts