![]() |
Bupati Pemalang H Junedi SH MM. |
PEMALANG (Media Rakyat). Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Pemalang Sabtu (18/1) kemarin menimbulkan dampak kerugian yang cukup besar, khusus di bidang pertanian dan perikanan akibat sawah dan tambak yang tergenang kerugian ditaksir mencapai Rp 5,8 Miliar lebih.
Sawah yang terkena dampak banjir tersebar di 7 kecamatan, sedangkan tambak berada di 3 kecamatan.
Hal tersebut terungkap dalam rakor dinas evaluasi pembangunan 2013 dan rencana 2014, Senin (20/1) di Sasana Bhakti Praja yang dipimpin oleh Bupati Pemalang H Junaedi SH MM, ketujuh kecamatan yang sawahnya tergenang banjir adalah Pemalang, Taman, Pertarukan, Comal, Ampelgading, Bodeh dan Ulujami dengan jumlah desa mencapai 44 dan luas area genangan 2.344 Hektar dan total kerugian Rp 3.984.800.000.
Untuk tanaman padi yang terendam sebagian besar berumur antara 7-15 hari, sehingga apabila tergenang lebih dari 3 hari maka dipastikan tanaman akan mati dan harus dilakukan penanaman baru.
Sedangkan untuk bidang Perikanan banjir berdampak pada 3 kecamatan yakni Pemalang, Petarukan, Ulujami yang meliputi 10 desa. Luas genangan mencapai 383 Hektar dengan total kerugian sebanyak Rp 1.904.000.000.
Selain mengantam tambak dan sawah, banjir juga menyebabkan rusaknya 3 rumah warga Kelurahan Sugihwaras RT 3 RW 5 dan dan di RW 1 Perumahan Nelayan serta satu balita bernama Febio Linggar Patri (2) warga RT 3 RW 01 Desa Kandang Kecamatan Comal, juga dilaporkan meninggal akibat terperosok parit belakang rumah yang banjir. Informasi ini dibenarkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Drs H Wismo berdasarkan laporan pihak Kecamatan Comal.
Selain itu di sektor pendidikan dilaporkan sejumlah sekolahan juga tergenang air, sehingga sebagian siswa terpaksa harus belajar di rumah. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Pemuda Pemuda dan Olahraga sekolah tersebut adalah SMPN 4 Ulujami, SDN 3 dan SDN 4 Petarukan.
Bupati Pemalang H Junaedi SH MM, usai rapat koordinasi kepada wartawan menyatakan bahwa akibat banjir memang cukup besar, namun demikian kondisi tersebut akan dilaporkan ke pemerintah provinsi Jawa Tengah dan Pusat agar petani padi maupun tambak bisa mendapatkan bantuan.
"Untuk pemerintah daerah saat ini prioritasnya adalah memberikan penanganan tanggap darurat kepada masyarakat yang menjadi korban bencana, dimana alokasi anggaran diambilkan dari dana tanggap darurat yang memang sudah disediakan untuk kondisi semacam ini,"jelas Bupati. (heri).
OL : 23-01-2014.