![]() |
Kelompok Tani yang menolak keras rencana Pemerintah yang akan melakukan import cabai. |
PEMALANG - (Media Rakyat). Jelang bulan puasa pekan depan semua harga sembako melambung tinggi, termasuk mahalnnya harga cabai dalam hari terakhir membuat para petani cabai di lereng gunung Slamet Pemalang ramai-ramai panen dini.
Para petani juga menolak dengan adanya rencana Pemerintah yang akan melakukan import cabai dalam beberapa hari kedepan, karena bisa membuat harga cabai lokal kembali anjlog.
Kenaikan harga cabai merah dalam beberapa hari terakhir dimanfaatkan para petani cabai di Kecamatan Moga Pemalang, untuk memanen tanaman cabai mereka lebih dini.
kendati usia cabai banyak yang masih muda dan belum siap dipanen, namun para petani ini terpaksa memanennya lantaran harga cabai saat ini sedang mahal.
Menurut para petani, panen cabai kali ini lebih menguntungkan karena harga jualnya mencapai dua kali lipat jika dibanding dengan panen sebelumnya. selain itu dalam panen kali ini para
petani juga tidak direpotkan dalam penjualannya karena banyak tengkulak yang justru mengantri diladang saat memanen cabai.
Kenaikan harga cabai sendiri saat ini diakibatkan oleh stok cabai yang tidak sebanding dengan banyaknya permintaan dari konsumen,
terutama saat menjelang bulan suci ramadhan seperti sekarang ini, kenaikan ini juga diprediksi akan terus berlangsung dan kemungkinan akan mengalami trend kenaikan hingga hari raya idhul fitri. Terutama saat menjelang bulan suci ramadha seperti saat ini ,harga cabai merah besar dipasaran mencapai 33.600 ribu rupiah perkilo, sedangkan cabai merah keriting 26.700 ribu rupiah perkilonya.
Sementara itu menanggapi adanya rencana pemerintah yang akan melakukan import cabai dalam beberapa hari kedepan para petani menolak keras lantaran hal tersebut, bisa membuat harga cabai lokal kembali anjlog.
sikap pemerintah yang akan membuka kran import ini dinilai tidak pro rakyat "karena para petani cabai kecil yang baru menikmati hasil panen dengan harga bagus dipastikan akan kembali terpuruk jika rencana
import tersebut benar-benar dilakukan." kata petani lombok Andi Rustono. (heri).