Brebes-(Media Rakyat). Dalam rangka mencetak SDM kompeten serta mengembangkan
inkubator bisnis di sektor kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP), melalui Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP), secara bertahap membangun 24 taman
teknologi (technopark) kelautan dan
perikanan pada 2015-2019. Peluncuran technopark
ini telah dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Juni lalu, di Jakarta. Sebagai salah satu
implementasi taman teknologi kelautan dan perikanan tersebut serta dalam rangka
mendukung swasembada garam, BPSDMP KP menggelar Unjuk Kerja Taman Teknologi
Kelautan dan Perikanan pada inkubator bisnis garam Balai Pendidikan dan
Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, yang dihadiri oleh Bupati Brebes Idza
Priyanti, Sabtu (31), di tambak garam Desa Kali Wlingi, Brebes.
Menurut Kepala Pusat
Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat KP) BPSDMP KP, Mulyoto, pembangunan technopark berfungsi sebagai pusat
penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota serta
sebagai tempat pelatihan, pemagangan, diseminasi teknologi, dan advokasi bisnis
ke masyarakat luas. Pembangunan technopark
merupakan implementasi program Nawa Cita kabinet kerja, khususnya poin keenam,
yakni meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Dari 100 technopark yang akan
dibangun, KKP bertanggungjawab untuk membangun 24 technopark, salah satunya Bahari Technopark Tegal.
Bahari Technopark Tegal yang berada di Kampus
BPPP Tegal mengembangkan teknologi sesuai dengan potensi daerah melalui
beberapa inkubator bisnis, yakni inkubator bisnis garam di Desa Kali Wlingi
Kab. Brebes, inkubator bisnis budidaya Udang Galah dan Padi (Ugadi) di Desa
Lebaksiu Kab. Tegal, inkubator bisnis udang vanamae di Kel. Panggung Kota
Tegal, inkubator bisnis budidaya ikan padat tebar tinggi dan pembuatan pakan
ikan mandiri di Kampus BPPP Tegal. Inkubator bisnis tersebut bertujuan untuk
menumbuhkan wirausaha baru serta peningkatan produksi para pelaku usaha
perikanan dan kelautan melalui kegiatan pelatihan, transfer teknologi serta
pendampingan yang dilakukan secara bersama-sama oleh kelompok kerja technopark, yang terdiri dari unsur
Balai Diklat Perikanan, penelitian dan pengembangan, akademisi, pelaku usaha
serta masyarakat.
Salah satu inovator
yang berjasa di bidang ini adalah Dradjat, widyaiswara BPPP Tegal. Ia telah
mendapatkan penghargaan dari Menteri KP Susi Pudjiastuti, Januari lalu, dan
penghargaan Satya Lancana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo, pada peringatan
HUT RI 17 Agustus lalu, atas prestasinya mengembangkan usaha garam ini di masyarakat
di berbagai daerah, dengan menggunakan teknologi ulir filter dan geomembran.
Untuk
mengaplikasikannya di Brebes, inkubator bisnis garam Desa Kali Wlingi mulai
dikembangkan sejak Juli 2015, dimulai dengan pelatihan pembuatan lahan garam
sistem Teknologi Ulir Filter (TUF) dan Pemasangan Geomembran (LDPE) yang
diikuti oleh petambak garam sekitar. Lahan garam seluas 1 hektar terdiri dari
saluran pemasukan air dan tandon air yang ada di sisi lahan, petakan ulir yang
dihubungkan dengan filter, serta 14 meja kristalisasi garam. Pada akhir
Agustus, lahan tersebut memulai produksi garam dengan produktivitas 1,5 ton per
10 hari per meja kristalisasi (ukuran 10 m X 12 m). Keuntungan yang diperoleh
dari produksi garam per hektar per musim di inkubator bisnis garam adalah
sebesar Rp 136.760.000.
Produktivitas
inkubator bisnis garam di desa ini mengaplikasikan sistem TUF dan Geomembran
sebesar 252 ton per ha per musim, sangat berbeda dengan produktivitas garam
tradisional yang hanya berkisar 60 ton per ha per musim. Dengan sistem TUF dan
Geomembran, produksi naik sebesar 400 persen, yang membuat petambak garam di
sekitar lokasi secara spontan ikut menerapkan teknologi TUF dan Geomembran
secara swadaya.
Inkubator bisnis
garam Bahari Technopark Tegal juga
memfasilitasi pemasaran produk garam yang dihasilkan oleh petambak garam yang
telah dilatih dan menerapkan metode TUF serta geomembran, untuk diserap oleh
industri sebagai bahan baku proses produksi. Salah satu industri, PT. Colorindo
Multi Mitra, telah bersedia membeli garam tersebut dengan harga Rp 650 per
kilogram. Karena itu, pada acara unjuk kerja ini diselenggarakan penandatangan kerja
sama pembelian garam antara Kelompok Petambak Garam di Brebes dengan PT.
Colorindo Multi Mitra.
Selain unjuk kerja
dam pendantangan kerja sama, pada acara ini juga dilakukan penyerahan bantuan
sarana dan prasarana Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP)
dari Puslat KP ke Dinas Kelautan dan Perikanan, yang selanjutnya diserahkan
kepada Pengelola P2MKP setempat.
Ke depannya, untuk
lebih mengoptimalkan fungsi inkubator bisnis garam sebagai bagian dari Bahari Technopark Tegal, akan dibangun
inkubator bisnis garam di atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Brebes dengan
status pinjam pakai. Di dalamnya terdapat kegiatan penelitian/aplikasi
teknologi meliputi berbagai metode pembuatan garam, peningkatan kuantitas dan
kualitas produksi garam, pemanfaatan garam untuk kesehatan, farmasi, kosmetik,
konsumsi, serta wisata pendidikan garam. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut,
akan dilibatkan berbagai pihak dari pemerintah, akademisi, bisnis dan kelompok
masyarakat.
Mulyoto berharap dengan adanya inkubator bisnis
garam Bahari Technopark Tegal di
Kabupaten Brebes dapat meningkatkan kesejahteraan petambak garam, baik di
Kabupaten Brebes maupun di seluruh tanah air, sehingga swasembada garam yang
telah dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dapat segera terwujud. (Tim/MR/99)