![]() |
Sekda Pemalang menunggang kud saat kirab |
PEMALANG - (Media Rakyat). Prosesi hari jadi berupa kirab Pataka dan
Kereta Kencana menjadi salah satu acara yang dinanti warga masyarakat
Pemalang, bahkan warga rela berjajar di sepanjang antara wilayah Makam
leluhur Pemalang yakni Pangeran Benowo tepatnya di Balai Desa Penggarit
hingga Pendopo Kabupaten sejauh kurang lebih 5 Kilometer untuk melihat
arak-arakan yang digelar hanya setahun sekali tersebut. Meski proses
pada tahun ini lebih sederhana dibandingkan sebelumnya, namun hal
tersebut tidak mengurang makna HUT Pemalang ke 441 yang jatuh pada
Minggu (24/1).
Prosesi kirab diawali dengan Bendera Pataka dan Merah putih yang dibawa menggunakan mobil dan diikuti oleh 2 Kereta Kencana yakni Kyai Seto Mraman dan Kyai Turonggojati, dengan pengawalan keduanya diarak melewati Jalan DI Panjaitan kemudian Jalan Ahmad Yani, didepan rumdin Sekda bendera Pataka dan kereta kemudian bergabung dengan rombongan para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kepala desa yang berpakaian tradisional, selain itu turut dalam rombongan yang dibuka oleh paskibra adalah para siswa-siswi SMA/SMK yang menggunakan pakaian batik dan model kontemporer. Rombongan dipimpin oleh Sekda Pemalang, Drs Budhi Rahardjo MM, yang menunggang kuda.
Menurut Sekretaris Daerah Pemalang, Drs Budhi Rahardjo MM. "Pataka merupakan lambang teritorial suatu wilayah yang saat kirab dilakukan bersama dengan bendera merah putih. Untuk kegiatan pada tahun ini memang lebih sederhana dibandingkan sebelumnya, karena tidak melibatkan semua unsur seperti tahun sebelumnya dimana ada Widuri Carnival dan sebagainya, namun hanya diikuti para kepala SKPD dan kepala desa, meski demikian tetap tidak kehilangan makna. "Ini juga merupakan salah satu upaya kita untuk melestarikan atau kebudayaan daerah "
Saat tiba di pendopo Kabupaten Pemalang, bendera Merah Putih kemudian diserahkan pada ketua DPRD Agus Sukoco SE MM dan Pataka pada Bupati Pemalang H Junaedi SH MM, untuk selanjutkan dibawa menuju pendopo Kabupaten Pemalang dimana digelar Sidang Istimewa DPRD dengan agenda HUT Pemalang ke 441.(Heri/MR/99)
Prosesi kirab diawali dengan Bendera Pataka dan Merah putih yang dibawa menggunakan mobil dan diikuti oleh 2 Kereta Kencana yakni Kyai Seto Mraman dan Kyai Turonggojati, dengan pengawalan keduanya diarak melewati Jalan DI Panjaitan kemudian Jalan Ahmad Yani, didepan rumdin Sekda bendera Pataka dan kereta kemudian bergabung dengan rombongan para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kepala desa yang berpakaian tradisional, selain itu turut dalam rombongan yang dibuka oleh paskibra adalah para siswa-siswi SMA/SMK yang menggunakan pakaian batik dan model kontemporer. Rombongan dipimpin oleh Sekda Pemalang, Drs Budhi Rahardjo MM, yang menunggang kuda.
Menurut Sekretaris Daerah Pemalang, Drs Budhi Rahardjo MM. "Pataka merupakan lambang teritorial suatu wilayah yang saat kirab dilakukan bersama dengan bendera merah putih. Untuk kegiatan pada tahun ini memang lebih sederhana dibandingkan sebelumnya, karena tidak melibatkan semua unsur seperti tahun sebelumnya dimana ada Widuri Carnival dan sebagainya, namun hanya diikuti para kepala SKPD dan kepala desa, meski demikian tetap tidak kehilangan makna. "Ini juga merupakan salah satu upaya kita untuk melestarikan atau kebudayaan daerah "
Saat tiba di pendopo Kabupaten Pemalang, bendera Merah Putih kemudian diserahkan pada ketua DPRD Agus Sukoco SE MM dan Pataka pada Bupati Pemalang H Junaedi SH MM, untuk selanjutkan dibawa menuju pendopo Kabupaten Pemalang dimana digelar Sidang Istimewa DPRD dengan agenda HUT Pemalang ke 441.(Heri/MR/99)