Walikota bersama pengurus Langgar Dhuwur |
TEGAL – (Media Rakyat). Tempat ibadah tertua di Kota Tegal, Langgar Dhuwur dan Masjid
Al Hikmah diusulkan dalam Program Kota Pusaka. Walikota Tegal KMT Hj. Siti Masitha Soeparno berkomitmen untuk menginventarisir dan memeihara aset-aset milik Kota Tegal yang termasuk dalam bagunan cagar budaya, yang merupakan modal utama untuk menjadikan Kota Tegal sebagai Kota Pusaka sebagaimana yang dicanangkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hal tersebut dibuktikan dengan kunjungan Walikota Tegal bersama Plt. Sekda Kota Tegal Dyah Kemala
Sintha SH,MH. asisten I dan II serta para SKPD Terkait Lingkungan Pemkot
Tegal di Langgar Dhuwur dan Masjid Al Hikmah berada di Dukuh
Pesengkongan Kelurahan Tegalsari, Rabu (24/8).
"Saya ingin melihat secara langsung masjid-masjid yang masih asli terkait dengan adanya program cagar budaya, salah satunya untuk mendata agar dapat menjadi aset daerah. Yang paling membanggakan bagi saya, bahwa Kota Tegal ada cagar budaya dalam bentu bangunan tempat ibadah yakni masjid." ungkap Walikota saat berada di Langgar Dhuwur.
"Dengan mendata dan melihat secara langsung diharapkan ada tindak lanjut dari Dinas terkait. Karena bangunan cagar budaya memiliki nilai sejarah yang tinggi maka perlu adanya pemeliharaan untuk aset jangka panjang dan agar dapat dimanfaatkan masyarakat sebaik-baiknya. Untuk itu bangunan cagar budaya tersebut akan dimasukan dalam Program Kota Pusaka yang merupakan Program Pemerintah Pusat, dimana Kota Tegal mempunyai banyak sekali aset cagar budaya yang dapat dilaporkan ke pemerintah pusat untuk dimasukan dalam program Kota Pusaka, Jika Program ini maju maka kesejahteraan masyarakatnya pun akan meningkat." lanjut Walikota
Walikota berencana menata akses jalan menuju cagar budaya tersebut, yang nantinya bangunan cagar budaya tersebut akan di jadikan Obyek Wisata Religi. Dengan pembangunan akses jalan tersebut akan mempermudah bagi para wisatawan untuk menuju tempat wisata tersebut.
"Dengan do'a dari masyarakat di Lingkungan Tegalsari, taun depan sudah ada Islamic Center sebagai tujuan wisata religi ditambah lagi potensi lokal yaitu tempat ibadah masjid yang sudah masuk kategori agar budaya. Untuk itu masyarakat diharap semangat bahu membahu dan agar punya persamaan persepsi membagun Kota Tegal." Jelasnya.
Tokoh Masyarakat dan Tokoh agama setempat mengusulkan perlu adanya
pemugaran Masjid yang dibangun tahun 1821dan 1820 tersebut tanpa
merubah struktur masjid.
Tokoh Agama Dukuh Pesengkongan Helmi (56) mengatakan Langgar Dhuwur
secara keseluruhan masih asli, rehab hanya dilakukan dikolam wudhu.
Diceritakannya, dahulu tempat ibadah tersebut untuk sholat dan
penampungan jamaah calon haji Kota Tegal yang berasal dari sekitar Kota
Tegal seperti Kabupaten Tegal dan Brebes. Sebab masjid yang
dibangun oleh para pendatang dari Gujarat diatas tanah milik orang Tegal berada dekat dengan laut. “Sebelum jadi masjid, dulu pencatatan agama
untuk jamaah calon haji dilakukan di Masjid Al Hikmah,” tutur Helmi yang
juga menyebut ada bangunan di Semarang, di Kampung Malang, yang persis
dengan Langgar Dhuwur.
Selain kunjungi Langgar Dhuwur walikota dan rmbongan juga kunjungi Menara
PDAM, Walikota mengatakan Menara Air PDAM punya potensi yang besar.
Karena dilihat dari usia, bangunan peninggalan Belanda yang dibangun
tahun 1931 tersebut, termasuk kategori cagar budaya. Sehingga dapat dikembangkan
menjadi tempat wisata yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Tegal. “Potensi di sekitar bangunan, sarana dan prasarananya
akan menjadi pengembangan objek wisata. Sehingga dapat menjadi kekuatan kita untuk
meningkatkan PAD lewat program-program yang terkait dengan
pengembangan wisata dan pengembangan PAD lainnya misalnya kuliner dan
lain sebagainya.
Pengembangan Menara PDAM tanpa harus merubah konstruksi asli bangunan tersebut dan akan dilengkapi prasarana untuk memudahkan wisatawan mengujungi tempat tersebut untuk melihat seluruh Kota Tegal dari atas menara. Kepala DPU Kota Tegal akan mengadakan rapat koordinasi untuk bagaimana
pengembangan sarana dan prasarana yang memadai tampa merubag keaslian
bangunan Menara PDAM tersebut.
"Keaslian Menara PDAM harus tetap di pelihara, seperti tempat loket yang masih asli nantinya akan digunakan untuk penjualan tiket masuk. di Lantai I ada foto sejara PDAM Kota Tegal dan Penjualan Souvenir. Tempat ini bisa djadikan obyek wisata bagi anak sekolah, sehiga mereka bisa melihat sendiri sejarah Kota yang kita cintai ini." Jelas Walikota. (Daryani/MR/99)